Nuansa Lebaran Taman Satwa Cikembulan, Perekat Silaturahmi

Taman Satwa Cikembulan di Kecamatan Kadungora Garut, atau hanya sekitar enam kilometer dari Tanjakan Nagreg Bandung, ternyata masih menyisakan nuansa Lebaran Idul Fitri 1432 H.

Bahkan pada setiap rentang kemarau panjang menjelma, bisa menjadi “Oase” padang pasir tandus dan gersang, Taman Satwa satu-satunya di Provinsi Jawa Barat tersebut, dapat pula memenuhi interaksi setiap individu dengan lestari alamnya.

Juga sekaligus menjadi perekat “silaturahmi” antar individu, ungkap pegawai di lingkungan Dinas Kehutanan Kabupaten Garut termasuk Dadan kepada Garut News , saat jajarannya menggelar Halal Bi Halal di obyek wisata itu, Selasa.

Dia mengaku bersama keluarga serta rekan se kantor, dapat menikmati suasana alam terbuka sarat beragam vegetasi, termasuk Satwa Langka dilindungi Undang-Undang.

Suasana “beda” ini, tidak berbanding lurus jika menyelenggarakan perhelatan serupa dalam sekat ruangan di perkotaan, yang sarat beragam aktivitas mobilitas komunitasnya, termasuk kerap diwarnai demo dan unjukrasa, katanya.

Tetapi di alam terbuka Taman Satwa Cikembulan, sekaligus bisa mengingatkan kembali pentingnya interaksi baik dan sehat, antar individu dengan fauna serta floranya, pada gilirannya pula mewujudkan rasa “syukur”.



Terlebih lagi, Halal Bi Halal ini pun diwarnai sajian Tausyiah bernilai etika serta norma keagamaan, ujar pegawai Dishut lainnya, menambahkan.

“Gemersik air, sepoi angin kaki perbukitan Gunung Haruman, juga kerimbunan pepohonan, menyingkap makna alam ini senantiasa bersahabat dengan siapapun, jika ditata, dirawat serta dijaga santun”, tutur Dadan pula.

Tetapi kerap tersadar, manakala hanya tinggal sebatang pohon kering yang tumbuh, manakala beragam flora dan fauna musnah akibat perilaku manusia, barulah kita terperanjat dengan bibir kelu “uang bukan segala-galanya”.

“Mencegah fenomena mengerikan tersebut, tengoklah Taman Satwa Cikembulan, Demi Hari Esok yang Lebih Elok,” imbuh Dadan. ***(John).

0 comments:

Post a Comment

.

.